Tsabiwanews. Salah satu kegiatan bersama di lingkungan Pondok pesantren Birrul Walidain NWDI Rensing adalah membaca Hizib Nahdlatul Wathan dan tausiyah keagamaan (imtaq). Hiziban dan Imtaq ini diikuti oleh pengurus yayasan, kepala sekolah/madrasah, guru dan santri/santriwati jenjang RA/MI/MTs/MA dan SMA .
Pada hari Senin, 22 Agustus 2022 lalu hadir juga pada acara hiziban bersama tersebut adalah Ketua umum Yayasan almukarrom TGH.M. Yusuf Ma’mun dan TGH. Zulqarnain Almusannip,Lc
Hiziban merupakan ibadah berdo’a secara berjama’ah dengan menggunakan syair lagu- lagu dan membacanya secara berjama’ah.
Hizib adalah bacaan kumpulan- kumpulan Do’a para Nabi dan Rasul, para Auliya’, bacaan do’a- do’a yang diajarkan Allah dalam Al Qur’an dan hadits serta bacaan kumpulan sholawat yang disusun oleh ulama kharismatik yang juga pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat yaitu almagfurulah maulanasyeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid Pancor.
Usai membaca Hizib, kemudian dilanjutkan dengan tausyiah-tausyiah. Tausiyah pertama disampaikan oleh almukarrom TGH. Zulqarnain Almusannip,Lc dalam tausiyah singkatnya beliau menjelaskan bahwa dalam menuntut ilmu perlu kesabaran dan dibutuhkan waktu yang lama.
Sebagaimana dikatakan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi bahwa kalaulah bukan karena kesabaran seorang pelajar terhadap pelajarannya, niscaya ia tidak akan pernah sukses dan bisa belajar. Maka untuk menggapai tujuan-tujuan yang tinggi tidak akan bisa dicapai kecuali dengan melalui penderitaan yang berat dan merasakan berbagai kepedihan yang menyakitkan sehingga tercapailah sebuah angan-angan.
Kesabaran ada dua fase yaitu sabar saat belajar dan sabar saat mengajar. Saat belajar perlu bersabar, karena menghafal ilmu harus sabar, memahami ilmu dan konsisten hadir di kajian juga butuh sabar. Begitu pula saat mengajar, karena untuk betah duduk menyampaikan ilmu kepada masyarakat perlu sabar, memahamkan mereka perlu sabar, saat menemui kekurangan murid juga harus sabar. Termasuk di dalam fase kedua ini adalah mengamalkan ilmu, karena diantara cara mengajar adalah memberi teladan yang baik.
Sementara itu Ketua Yayasan Ponpes Birrul Walidain NWDI Rensing almukarrom TGH. M. Yusuf Ma’mun dalam tausiyahnya mengingatkan kepada semua santri/santriwati agar selalu menjaga diri terutama dalam berkaitan dengan ilmu, bagi penuntut ilmu sesungguhnya harus disibukkan dengan hal-hal menyangkut ilmu baik itu rajin hadir di kelas setiap hari, mengulang-ulang pelajaran, mutholaah dan berdiskusi sehingga kemampuan santri terus bertambah.
‘’Dengan fasilitas yang ada saat ini baik berupa handphone, uang saku, sepeda motor maupun kemudahan dalam akses teknologi informasi haruslah membuat santri/santriwati semakin rajin dalam menuntut ilmu dan memiliki kemampuan lebih, jika dibanding dengan masa-masa guru-guru kalian menuntut ilmu dulu dimana fasilitas apa adanya dan penuh keterbatasan namun mereka (guru-guru) memiliki kemampaun luar biasa”. Kata TGH.Yusuf.
Lanjut Ketua Yayasan bahwa fasilitas yang ada saat ini tidak boleh dijadikan sebagai penyebab lalai apalagi semakin malas dalam menuntut ilmu namun demikian semua apa yang ada harus dimanfaatkan untuk ilmu dan menjadi motivasi agar semakin bergairah dalam memperoleh ilmu.
Humas Tsabiwa
www.mtsbirrulrensing.com
FOTO-FOTO HIZIBAN BERSAMA