Pengajian Maulid Nabi SAW di Ponpes Birrul Walidain, Jamaah Diminta Selalu Hadirkan Nabi Dalam Segala Aktivitas Kehidupan

 Rensing_Pondok Pesantren Birrul Walidain NWDI Rensing Kecamatan Sakra Barat menyelenggarakan pengajian dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah yang berlangsung dengan khidmat pada hari Senin, 23 September 2024, bertepatan dengan 19 Rabi’ul Awal 1446 H. Acara ini dihadiri ribuan jamaah termasuk para santri, dewan guru dan wali santri serta jamaah dari berbagai wilayah yang datang untuk mendengarkan tausyiah dari para alim ulama yang diundang. Sebanyak sembilan alim ulama menghadiri acara ini, termasuk seorang ulama besar dari Al-Azhar, Mesir, yaitu Syeikh As Sayyid Abduh Athiyah.
Selain kehadiran Syeikh As Sayyid Abduh Athiyah, beberapa tuan guru terkemuka lainnya turut memeriahkan acara ini, di antaranya Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Birrul Walidain, TGH. M. Yusuf Ma’mun, serta TGH. Abdul Bassith Asdjazzi, Lc., yang merupakan cicit dari Maulana Syaikh Kiai Hamzanwadi dan putra dari Ummi Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. Hadir juga Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi, MA., TGH. Muhammad Wirajaya, Lc., M.Sos., TGH. Zulkarnain Al Musannip, QH., Lc., TGH. Khaldun, Lc., Tuan Guru Ahmad Syarifuddin Syarkowi Amin, Lc., dan Tuan Guru Abdul Aziz.
Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi oleh Isyaturrodiyah, seorang qoriah alumni Pondok Pesantren Birrul Walidain, yang suaranya memukau jamaah dan membawa ketenangan di awal acara. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surah Al-Fatihah dan shalawat Nadhatain yang dipimpin oleh TGH. Muhammad Wirajaya, Lc., M.Sos. Shalawat Nadhatain, yang merupakan salah satu amalan istimewa dalam tradisi NW dan NWDI, dibaca dengan penuh keharuan dan kekhidmatan. Pembacaan shalawat ini juga menjadi pengingat bagi jamaah tentang pentingnya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu bentuk kecintaan dan penghormatan kepada beliau.
Pengajian pertama disampaikan oleh TGH. Abdul Bassith Asdjazzi, Lc., atau yang akrab dipanggil Tuan Guru Azzi. Dalam ceramahnya, beliau mengajak jamaah untuk senantiasa menghadirkan Nabi Muhammad SAW dalam hati dan segala aktivitas kehidupan, salah satunya dengan memperbanyak shalawat. Beliau menjelaskan bahwa shalawat merupakan jembatan penghubung antara umat dengan Nabi, dan menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Tuan Guru Azzi juga mengingatkan bahwa Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pendiri NWDI,NBDI dan NW, telah menanamkan tradisi membaca shalawat Nadhatain dalam setiap majlis sebagai wujud cinta dan penghormatan kepada Rasulullah SAW. Dalam hizib Nahdlatul wathan yang diamalkan setiap minggu atau bulanan bagi jamaah terdapat sholawat sepuluh yang menjelaskan tentang keistimewaan baginda Rasulullah SAW diantaranya berisi tentang Nabi SAW yang tidak memiliki bayang-bayang sama sekali meskipun berada dibawah terik matahari, kencing nabi juga wangi dan tidak tampak kelihatan di bumi karena langsung dihisap.
Selain itu Nabi SAW juga tidak pernah di hinggapi badannya oleh lalat, Nabi SAW juga tidak pernah menguap sepanjang hidupnya apabila mengantuk, tidak pernah mimpi basah/keluar mani (ihtilam), Nabi juga sama sekali tidak ditakuti oleh binatang, saat lahir nabi juga lahir dalam keadaan telah dikhitan, begitu juga dengan hatinya nabi sama sekali tidak tidur walaupun matanya terpejam saat nabi tidur pulas, Nabi SAW juga bisa melihat di belakang sama seperti melihat kedepan, dan keistimewaan nabi yang terakhir dalam sholawat sepuluh tersebut adalah pundak nabi selalu lebih tinggi dari bangsa manapun yang duduk bersamanya.
Ceramah yang disampaikan oleh TGH. Abdul Bassith disambut dengan penuh antusias oleh jamaah yang hadir, yang terus menganggukkan kepala tanda setuju dengan setiap nasihat yang diberikan. TGH, Azzi
 Pengajian kedua dilanjutkan dengan tausyiah dari Syeikh As Sayyid Abduh Athiyah, ulama besar dari Al-Azhar Mesir, dengan Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi, MA., sebagai penerjemah. Dalam ceramahnya, Syeikh Abduh mengupas tuntas tentang kebesaran Nabi Muhammad SAW dan pentingnya bulan Rabi’ul Awal sebagai bulan penuh berkah bagi umat Islam. Beliau menjelaskan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah awal dari segala kebaikan yang ada di muka bumi. Dengan kelahiran beliau, umat manusia mendapatkan cahaya petunjuk dan meninggalkan segala bentuk kejahilan dan kebodohan. Beliau juga menekankan bahwa lahirnya Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam semesta, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an, “Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin” (Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam). Ceramah ini memberikan pencerahan bagi para jamaah tentang pentingnya memahami dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai momen spiritual yang membawa perubahan besar bagi dunia dan akhirat.
Syeikh Abduh juga menceritakan berbagai keajaiban yang terjadi saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Cerita-cerita tersebut semakin memperkuat keyakinan jamaah tentang keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang membawa cahaya bagi umat manusia.
Selain tausyiah yang penuh makna, rangkaian acara Maulid Nabi ini juga diisi dengan prosesi ngurisan massal, di mana ratusan anak balita dari jamaah yang hadir dicukur sebagai bagian dari tradisi ngarep berkah dari alim ulama. Prosesi ini dipimpin oleh Syeikh As Sayyid Abduh Athiyah dan para tuan guru lainnya, yang kemudian mendoakan para anak-anak tersebut agar tumbuh menjadi generasi yang sholeh dan sholehah, serta berbakti kepada agama, nusa, dan bangsa.
Acara semakin meriah ketika di sela-sela pengajian, dua alumni Pondok Pesantren Birrul Walidain, yaitu Muhammad Fahrurrozi Khair, SP., asal Dusun Bunut Baok Rensing Bat, dan Nuruhariyati, SE., asal Dusun Tembok Gading Desa Rensing Bat, melangsungkan akad nikah di hadapan ribuan jamaah. Prosesi akad nikah ini memberikan suasana haru dan bahagia sebagaimana tradisi di saat hayat maulanasyeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dimana ketika jamaah atau muridnya menikah biasanya di majls pengajian beliau.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Birrul Walidain ini ditutup dengan doa pusaka yang dipimpin oleh TGH. Khaldun, Lc., Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Mujahidin Almukhtary NWDI Bungtiang. Doa penutup ini memohon kepada Allah SWT agar keberkahan dari acara Maulid Nabi ini membawa kebaikan dan rahmat bagi seluruh jamaah yang hadir, serta umat Islam pada umumnya. Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan lancar dan penuh khidmat, meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.
Dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Yayasan Pondok Pesantren Birrul Walidain NWDI Rensing tahun ini tidak hanya menjadi ajang refleksi spiritual, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi antara keluarga besar pondok pesantren, jamaah dan ulama. Dengan kehadiran banyak alim ulama dan jamaah pengajian tersebut mengingatkan kita akan besarnya peran dan cinta Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan umat manusia.
=======================

Tulis Komentar anda di sini

Next Post

Guru Tsabiwa Ikuti Pelatihan Desain Media Pembelajaran Interaktif

Rab Okt 2 , 2024
Tsabiwanews_Madrasah Tsanawiyah Birrul Walidain NWDI Rensing terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan kompetensi para pendidiknya. Salah satu langkah terbaru yang diambil adalah mengadakan pelatihan penggunaan aplikasi Canva untuk mendesain media pembelajaran interaktif dan membuat desain banner dan sertifikat dengan canva , bekerja sama dengan mahasiswa PLP II dan […]

Artikel Terkait yang mungkin anda suka:

Mts Birrul Walidain NW Rensing