Santri Tsabiwa Ikuti Upacara Peringati Hari Sumpah Pemuda Tahun 2024

0
Tsabiwanews—Santri-santriwati Madrasah Tsanawiyah Birrul Walidain (NWDI) Rensing (Tsabiwa) mengikuti apel upacara bendera yang diselenggarakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Birrul Walidain NWDI Rensing Kecamatan Sakra Barat dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-96 pada hari Senin, 28 Oktober 2024.
Acara ini berlangsung dengan penuh khidmat di lapangan utama pondok pesantren dan dihadiri Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah/Madrasah, dewan guru dan santri-santriwati Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) Birrul Walidain. Bertindak sebagai pembina upacara pada kesempatan tersebut adalah Tuan Guru Abdul Aziz, salah satu pengasuh di pondok pesantren lulusan Yaman, yang memberikan pesan-pesan inspiratif kepada seluruh peserta upacara.
Petugas upacara ini berasal dari santri MTs Birrul Walidain(Tsabiwa) yang telah menjalani latihan intensif dibimbing oleh para guru dari yayasan, mereka adalah Rizkian Alfarisi sebagai pemimpin upacara, Fadila sakina (VIII) sebagai pembawa acara, Baiq Miftahul Husna (VIII) sebagai pembaca UUD 1945, M. Rykal Alefi (IX) sebagai pembaca teks sumpah pemuda, pembawa teks pancasila Lalu Arya Pratama (VIII), pengatur upacara Inggit Balingga (VIII), M. Rizalul Hadi (IX) sebagai Pemimpin Paling Kanan dan Futuhurrozik (VIII) sebagai pembaca doa, sedangkan sebagai pengibar bendera Arlina Susanti, Siti Humaira dan Yuanita (kelas IX) yang bergabung dengan santri MA dan SMA Birrul Walidain serta diiringi musik alunan lagu kebangsaan yang dibawakan oleh tim drumband “Gita Bahana Mabiwa”, yang selalu tampil memukau dalam setiap upacara di pondok pesantren.
Dalam amanatnya, Tuan Guru Abdul Aziz mengingatkan kembali sejarah perjuangan para pemuda Indonesia dalam melawan penjajahan, yang dimulai dari gagasan-gagasan brilian yang melandasi gerakan mereka. Ia menggambarkan bagaimana Sumpah Pemuda pada tahun 1928 menjadi tonggak penting dalam membangkitkan semangat persatuan dan kesadaran kebangsaan. Para pemuda pada masa itu, dengan tekad dan keberanian, tidak hanya berjuang melalui fisik, tetapi juga melalui pemikiran dan cita-cita luhur mereka untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Tuan Guru Abdul Aziz kemudian mengaitkan semangat perjuangan pemuda masa lalu dengan tantangan yang dihadapi oleh pemuda masa kini. Menurutnya, generasi muda saat ini, termasuk para santri, menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks dibandingkan masa lalu. Jika dahulu para pemuda berjuang melawan penjajah dengan senjata, sekarang pemuda harus berjuang melawan kebodohan, kemalasan, dan ketertinggalan dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta moral yang kuat. Oleh karena itu, Tuan Guru Abdul Aziz menekankan pentingnya bagi para santri untuk terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam berbagai bidang yang mereka tekuni, baik itu ilmu agama, ilmu pengetahuan umum, maupun keterampilan teknis. Ia menegaskan bahwa pemuda hari ini harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin di masa depan dengan memperkaya diri melalui pendidikan dan pengalaman.
“Subbanul yaum rijalul ghad,” ujar Tuan Guru Abdul Aziz, mengutip pepatah Arab yang berarti, “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.” Ia mengajak para santri untuk memaksimalkan masa muda mereka dengan belajar sungguh-sungguh, sehingga kelak di masa tua mereka bisa menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan dan bermanfaat bagi banyak orang. Dengan pendidikan yang baik, para santri diharapkan dapat berjuang melalui ilmu dan keahlian yang mereka miliki, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk kemajuan masyarakat, daerah, bangsa dan negara.
Pelaksanaan upacara ini bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk membangkitkan semangat generasi muda agar terus berjuang dan berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan. Seperti yang disampaikan oleh Tuan Guru Abdul Aziz, para santri-santriwati diharapkan mampu melanjutkan estafet perjuangan para pendahulu dengan cara mereka sendiri—melalui ilmu, pemikiran, keterampilan, dan tindakan nyata di masa depan. Pesan tersebut sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang menekankan pentingnya persatuan, keberanian, dan perjuangan tanpa pamrih demi bangsa.
Dengan diadakannya upacara ini, Pondok Pesantren Birrul Walidain NWDI Rensing tidak hanya menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap sejarah bangsa Indonesia, tetapi juga mempersiapkan santri-santrinya untuk menjadi pemimpin masa depan yang cerdas, berintegritas, dan penuh semangat, memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan siap menjadi pemimpin masa depan yang tangguh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *