Selama ini Ujian Nasional dianggap sesuatu momok yang menakutkan bagi siswa yang akan mengakhiri studinya di jenjang SD,SMP atau SMA, sejak diberlakukannya Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan siswa maka siswa jauh hari sudah merasa khawatir dan takut, Ujian nasional dijadikan sebagai peruntungan nasib tidak sedikit yang jadi juara disekolahnya harus gigit jari karena dia tidak lulus ujian dan dikalahkan oleh temen sekelasnya yang memang sehari harinya lebih rendah IQ nya. Dua tahun terahir ini kebijakan 40 % nilai kelulusan diambil dari nilai raport dan ujian sekolah dan 60 % diambil dari nilai ujian nasional sedikit membantu siswa untuk bisa berusaha lebih giat belajar, meski tantangan baru datang pada pelaksanaan ujian nasional tahun pelajaran 2012-2013 dimana paket soalnya terdiri dari 20 paket soal yang sebelumnya hanya 5 paket soal tentu ini akan menjadi tantangan sendiri bagi siswa dan sekolah untuk lebih termotifasi mempersiapkan diri sebelum ujian berlangsung. Sebagai upaya untuk mempersiapkan siswanya tentu pihak sekolah/madrasah sudah sejak awal telah menggembleng siswanya dengan menambah jadwal belajar untuk mata pelajaran yang diujikan, membuat kelompok diskusi dan sebagainya. Disamping itu pula siswa harus memiliki cara dan usaha sendiri dengan membikin kelompok tutor sebaya, menyusun waktu belajar sendiri, mengurangi waktu main-main dan memperbanyak duduk bersama buku pelajarannya. Namun ada baiknya kalau siswa mau sukses Ujian Nasional mencoba menggunakan jalur “DUIT” atau Do’a Usaha Ikhlas dan Tawakkal. Dengan jalur ini Insya Allah apa yang menjadi cita-cita anda bisa dijamin Sukses dan membawa hasil yang memuaskan.
1. Do’a
Semua orang tentu mengharapkan apa yang menjadi cita-citanta dapat terlaksana semunya dengan baik, setiap apa yang kita inginkan terkadang tercapai tapi ada juga gagal, tentu kita tidak bernah berharap apa yang menjadi cita-cita kita gagal ditangah jalan. Kekuatan manusia terbatas tidak semua yang diinginkan bisa terwujud, manusia hanyalah mahluk yang lemah karena sesungguhnya dibalik kekuatan dan kemampuan manusia sudah pasti tuhan sang pencipta Allah SWT dibelakangnya. Karena Dialah yang memilki kuasa atas isi alam jagad raya beserta isinya. Allah sangat tahu mahluknya yang bernama manusia sering melupakanNya apalagi dikala mereka sedang mendapat nikmat. Ketika kita punya hajat atau kemauan disitulah kita mendekatkan diri, meminta, dan berdoa. Allah swt merasa senang apabila hambanya rajin meminta berbeda dengan kita manusia, kebanyakan kita takut diminta terlalu sering oleh seseorang karena takut harta bendanya habis atau berkurang.
Berbeda dengan manusia, Allah swt yang maha kuasa dan maha kaya kalau diminta maka Dia akan merasa senang bahkan akan menjadi marah kalau manusia tidka meminta-Nya karena dianggap kurang percaya kepada Allah atau allah menganggapnya sombong. Padahal manusia bersifat lemah dan miskin. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “ Orang yang tidak pernah meminta kepada Tuhan maka marahlah tuhan kepadanya”.
Berdo’a sangatlah dianjurkan sebelum atau sesudah kita mengerjakan sesuatu pekerjaan karena disamping doa adalah ibadah doa juga otaknya segala macam ibadah. Bayangkan kalau manusia tidak punya otak maka pasti manusia akan ngawur dan tak sadar. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “ Sesungguhnya do’a itulah ibadah, berdoalah kamu kepada-Ku, akan Aku kabulkan do’amu itu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri sehingga tidak melakukan ibadat (atau do’a) akan tercebur ke dalam neraka jahannam.”
Berdoa tidak hanya dikala sulit namun dikala lapang/senang disitulah waktu yang paling banyak dianjurkan untuk menengadahkan tangan memohon apa yang dikehendaki.
Salman al farisy meriwayatkan bahwa rasulullah SAW telah bersabda yang artinya : “ Tidak ada yang bisa mengubah qadha’ (takdir) selain do’a dan tidak ada yang bisa menambah umur selain kebajikan”
Alangkah hebatnya pengaruh do’a sampai bisa merubah takdir.
Maka sebagai mahluk yang beriman menghadapi Ujian Nasional mendatang alangkah bagusnya jauh hari sudah banyak berdo’a kepada Allah. Dan itulah salah satu maksud Almagfurulahu Syeikh Zainuddin Abdul Majid mentradisikan penerimaan/pengijazahan do’a sebelum pelaksanan Ujian agar manusia selalu berdoa dan ingat kepada pemilik kekuasaan yang sesungguhnya.
Berdo’a memiliki banyak jalur, kita berdoa secara langsung atau ada yang berdo’a melalui tawassul yaitu melalui ibu bapak kita, guru-guru,atau orang sholeh. Berdo’a tidak melalui satu pintu saja namun banyak jalan kita berdo’a ataupun didoakan untuk lulus. Waktu berdoa yang makbul antara lain setelah shalat lima waktu, malam jum’at, antara dua khutbah jum’at, atau sepertiga malam keika orang lain tertidur,bedoa dikala masuk ruang ujian, sebelum mulai ujian, tatkala sedang dibagikan soal, dikala selesai mengerjakan soal, dan setiap waktu selama sebelum ada kepastian pengumuman kelulusan.
Ujian semakin dekat perbanyaklah doa kepada Allah berdo’a dengan khusuk, penuh keyakinan dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya agar apa yang anda inginkan atau and minta dapat terwujud. Yakinlah bahwa Allah SWT pasti mendengar dan mengambulkan do’amu, kalau anda ragu dalam berdoa maka sudah pasti Allah tidak akan mengabulkan doamu.
2. Usaha atau Ikhtiar
Selain do’a jalur yang penting juga dilakukan adalah berusaha, era et labora dalam bahasa sangsakertanya yang berarti berdoa sambil berusaha, maka hal penting yang perlu kita lakukan sebelum menghadapi Ujian adalah dengan usaha dengan jalan belajar, belajar dengan giat baik secara menyendiri, berkelompok atau mengikuti bimbingan dari guru. Usaha mempersiapkan diri sejak awal menjadi suatu keharusan. Karena usaha atau ikhtiar merupakan pilar penting untuk mendapatkan kesuksesan. Rasulullah SAW dikala beliau masih hidup dan menyandang predikat seorang nabi tidak pernah berhenti berusaha untuk memnuhi kebutuhan hidupnya ataupun kebutuhan yang lain, misal saja beliau pernah menjadi seorang pengembala, pedagang dan lain sebagainya, meski allah SWT telah menawarkan harta kepadanya namun ia tidak mau, beliau lebih memilih bekerja dan berusha sendiri. Itu artinya bahwa manusia dianjurkan berikhtiar/berusaha bukan hanya mengharap belas kasihan dari orang lain.
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.
Ujian nasional tentu amat sulit soal-soalnya maka oleh karena itu belajarlah jauh sebelum pelaksanaan UN, untuk menguasai konsep atau materi yang sesuai dengan standar kelulusan. Ibarat kita mau berperang maka sebelum berperang kita sudah lama memeprsiapkan senjata ataupun amunisi yang kita pakai selama berperang kalau tidak demikian maka bersiaplah untuk ditembak musuh begitu juga dengan Ujian maka kalau anda tidak mempunyai kesiapan materi maka ibarat datang untuk bunuh diri tanpa perlawanan atau menyerah sebelum berperang.
Dr.TGH.M.Zainul Majdi,MA mengatakan sebagai santri (siswa) terutama dalam menghadapi Ujian haruslah sering melakukan tuga hal yaitu : 1. Muthola’ah (membaca yang baru), 2. Muraja’ah (pengulangan), 3. Mudzakarah (berdiskusi) karena dengan berdiskusi sesama teman atau dengan guru maka ilmu itu akan hidup/berkembang ” hayatul ilm bil mudzakarah” artinya : hidup atau berkembangnya ilmu itu dengan berdiskusi.
Kita tentu tak mau apa yang menjadi keinginan kita kandas ditengah jalan, selama masih ada kesempatan disitu masih ada jalan “there is a will, there is a way” dimana ada kemauan disitu ada jalan. Apa yang menjadi keinginan maka tak pantas bagi seseorag hanya berpangku tangan tak mau bekerja atau berusaha. Dalam sebuah syair arab mengatakan yang artinya : “ Engkau mengharapkan kesuksesan namun tidak melalui jalan kesuksesan itu, sesungguhnya hal itu seperti perahu yang tidak bisa berlayar diatas daratan yang kering.”
Jadi cita-cita tanpa usaha akan berbuah hayalan belaka dan berujung pada kegagalan dan frustrasi. Kegagalan tersebut penyebabnya adalah Karen usaha yang belum maksimal, oleh sebab itu untuk mencapai kata sukses atau lulus dalam ujian mendatang, anda harus melalui jalan kesuksesan tersebut yaitu salah satunya dengan berusaha, belajar dan sebagainya.
Anda harus menanamkan semangat “man jadda wajada” yang artinya Siapa-siapa yang besungguh-sungguh atas suatu hal maka pasti dia akan mendapatkan hasilnya.
Bekerja atau berusaha karena Allah akan menghasilkan kuntungan yang nyata disamping itu pula bekerja atau berusaha memiliki nilai ibadah yang sangat luhur. Penghargaan hasil kerja atau usha dalam Islam kurang lebih setara dengan iman bahkan bekerja dapat jaminan ampunan dosa dari Allah SWT, seperti Sabda Rasulullah SAW yang artinya : “ Barang siapa yang diwaktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya, berusaha dengan tangannya sendiri, maka di sore itulah ia diampuni dosa-dosanya.” (HR. Ibnu Abbas)
3. Ikhlas
Setelah kita berdo’a dan berusaha sekuat tenaga untuk menguasai materi pelajaran sebelum UN maka yang anda lakukan selanjutnya yaitu bersikap Ikhlas. Sikap Ikhlas adalah mengharapkan keridhaan Allah Swt dalam mengerjakan amal dan membersihkan diri dari setiap tipu daya dunia. Orang yang ikhlas tidak mencampurkan keinginan hawa nafsunya untuk meraih apa yang di cita-citakannya, tapi ia betul-betul melaksanakan do’a dan usahanya semata-mata mengaharapkan ridha dari Allah SWT. Orang yang ikhlas selalu menyerahkan urusannya kepaa Allah swt semata sebagaimana Allah berfirman yang artinya : “ katakanlah : ‘ sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.’” (QS. Al-an’am 162).
Ujian nasional adalah bagian dari proses belajar atau menuntut ilmu maka hendaknya ujian dijadikan bukan sebagai malapetaka yang amat menysuahkan tapi jadikanlah ujian ini sebagai alat mengukur kemapuan diri maka lakukanlah dengan senang hati, hati yang ikhlas, bahwa doa yang anda panjatkan dan usaha mati-matian belajar membaca buku tidaklah akan sia-sia. Sesungguhnya allah maha mengetahui dan setiap kebaikan atau malan yang dikerjakan hambanya pasti dibals dengan rahmat dan kebaikan.
4. Tawakkal
Setelah ketiga langkah diatas kita lakukan maka cara terahir adalah tawakkal atau berserah diri diri kepada sang khalik (pencipta) Allah azza wajalla, namun tawakkal baru ada setelah do’a, usaha dan jiwa ikhlas sudah di lakukan,tapi kalau ketiga tersebut belum di lakukan maka jangan buru buru menyerahkan diri, itu artinya bukan tawakkal tapi malah sebaliknya “TAWAH AKAL” sikap ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam karena kekurangan akal sebelum berusaha sudah menyerah.
Tawakkal (berserah diri kepada allah) adalah salah satu sarana yang mendatangkan kebaikan dan menghindari kegagalan. Dengan bertawakkal kita bisa selalu merasa senang (happy and enjoyful), bahagia, dan menang. Akan berbeda sekali dengan orang yang tidak bertawakakkal, maka apabila ia tidak lulus Ujian Nasional, ia akan menjadi kecewa, putus asa, frustasi dan bunuh diri karena nilainya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Tawakkal adalah sikap menyerahkan dan menyandarkan diri hanya kepada allah semata karena Allah setelah melakukan ikhtiar atau usaha keras. “ Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS Ali Imran 159)
Menggantungkan segala amalan atau usaha kita kepada allah swt adalah sangatlah menguntungkan karena selain menjadi amal shaleh juga menjadi tabungan (investasi) masa depan (hidup yang abadi hari akherat kelak)
Orang yang bertawakkal senantiasa menyerahkan apa yang menjadi cita-citanya kepada allah, setelah ia berdoa, berusaha dan ikhlas maka hanya allah lah segala urusan akan kembali, manusia hanya berencana dan berdoa Allah lah sebagai penentu. “dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Allah akan memberi jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawakkal maka Allah akan mencujupkan keperluannya. Sesungguhnya allah melaksanakan urusan yang di kehendaki-Nya. Sesunguhnya Allah telah mengadakan ketentuan atas tiap-tiap sesuatu” (QS At thalaq 3)
Setiap apa yang yang kita kehendaki pasti ingin semuanya sukses, dan lulus karena itulah menjadi kebanggaan setiap manusia. Ujian Nasional tahun ini meski kan begitu berat apabila kita meyakini bahwa do’a, usaha, keihklasan hati dan tawakkal maka Insya Allah Ujiannya akan lancar dan dibeikan kemudahan. Maka siapa yang mau sukses dalam Ujian Nasional maupun Ujian lainnya lakukanlah Doa, Usaha, Ikhlas dan Tawakkal kepada allah.
Oleh Nuruddin
Pengajar di MTs Birrul Walidain NW Rensing